Tayangan halaman minggu lalu

Jumat, 08 Oktober 2010

Perancangan Kapal

Latar Belakang
Kapal adalah sarana traportasi yang berfungsi untuk mengangkut penumpang dan barang ke dan dari suatu tempat dengan selamat dan tepat waktu. Dalam pendesainannya sangat dipengaruhi beberapa hal antara lain: trayek pelayaran, jenis dan jumlah muatan, kondisi pelabuhan yang dikunjungi dan kecepatan operasi kapal. Faktor-faktor tersebut diatas sangat mempengahuhi dimensi dan bentuk lambung kapal.

Penentuan Ukuran Utama
Penentuan ukuran utama dengan mneggunakan metode kapal pembanding sebagai berikut : Panjang kapal (LBP), Lebar kapal (B), Tinggi kapal (H), Sarat Kapal (T), Koefisien Bentuk (CB), displasmen dan kecepatan kapal.

Penentuan Berat
Berat kapal dibagi atas dua komponen, yaitu : komponen berat mati kapal (DWT) dan berat kapal kosong (LWT). Komponen DWT meliputi : Berat bahan baker (Wfo), Berat minyak pelumas (Wlu), Berat air tawar (Wfw), Berat ABK dan bawaan (Wca), Berat provisi (Wprov) dan Berat muatan kapal. Sedangkan komponen berat kapal kosong meliputi: Berat lambung kapal (Wst), Berat instalasi dan perlengkapan (Woa), Berat permesinan (Wm)

Perhitungan GRT/GT/NRT
Perhitungan ini dimaksudkan untuk menghitung volume kapal baik badan kapal yang tercelup diatas air maupun badan kapal yang berada di atas permukaan air untuk menunjukkan besar kecilnya kapal. Ada dua cara yaitu dengan cara melihat ukuran pokok kapal dan dengan cara melihat tonase (tonnage) kapal. Sebagai ukuran besar kecilnyakapal, ukuran pokok seperti panjang, lebar dan tinggi masih belum cukup dapat dipakai, sebagai pedoman dalam menentukan pajak oleh pemerintah. Dalam menentukan pajak, berlaku suatu pedoman bahwa besarnya pajak-pajak yang dikenakan pada suatu kapal dapat didasarkan atas besar kecilnya tonnage, bahkan tonnage juga dapat digunakan untuk :
• Memperkirakan pendapatan maupun pengeluaran yang harus dikeluarkan pada kala tertentu
• Batasan-batasan terhadap berlakunya syarat-syarat keselamatan kapal.
• Sebagai pedoman dalam menetapkan tarif doking dan reparasi kapal.
Kita kenal ada 2 macam register tonase yaitu Gross Tonnage (GT) dan Netto Tonnage (NT). Dalam PP No. 51 Th 2002 Tentang Perkapalan BAB I, Pasal 1, ayat 4, disebutkan bahwa tonase kapal adalah volume kapal yang dinyatakan dalam tonase kotor (gross tonnage/GT) dan tonase bersih (net tonnage/NT).
(1) Gross Tonnage (GT),sama dengan isi kotor adalah volume total dari semua ruangan-ruangan tertutup dalam kapal dikurangi dengan volume dari sejumlah ruangan-ruangan tertentu untuk keamanan kapal.
(2) Netto Tonnage (NT), sama dengan isi bersih, adalah isi kotor dikurangi dengan sisi sejumlah ruangan-ruangan yang berfungsi tidak dapat dipakai untuk mengangkut barang muatan kapal.

Perhitungan Stabilitas Awal
Sehubungan dengan pembebanan sepanjang kapal sehingga perlu diketahui letak titik berat kapal baik secara tegak (VCG) maunpun memanjang (LCG). Dengan demikian titik-titik penting dalam perhitungan stabilitas kapal seperti: keel – gravity (KG), keel- buoyancy (KB), metracentra kapal (MB, MG), periode oleng, dan lengan stabilitas kapal dapat diketahui.

Penentuan Hambatan dan Tenaga Penggerak

Pencapaian kecepatan kapal semasa pengoperasian adalah factor penting dalam kesuksesan pembangunan kapal. Sehingga dengan demikian kapal yang didesain sangat perlu perhitungkan hambatan yang dialami dan seberapa besar tenaga pengerak yang akan digunakan. Penetuan tahanan dan jenis pengerak tersebut sangat bergantung pada bentuk badan kapal dan peletakan mesin pengerak yang digunakan. Dalam perancangan ini perhitungan hambatan dilakukan baik secara empirik (Metode Holtrop dan Mannen) maupun pengujian melalui kolam percobaan

Rencana Garis dan Rencana Umum

Seorang perancang kapal harus mempertimbangkan semua fungsi dan keperluan sebuah kapal, keseimbangan bentuk dan hal penting lainnya dalam hubungannya dengan badan kapal.
Proses desain rencana garis dimulai dengan perhitungan distribusi luasan penampang melintang kapal. Untuk maksud tersebut, panjang kapal dibagi menjadi 20 penampang melintang dengan jarak antara penampang melintang yang sama. Berdasarkan data luasan section tersebut, bentuk penampang melintang dari masing-masing penampang melintang tersebut didesain. Gabungan dari bentuk-bentuk penampang melintang tersebut dinamakan body plan. Proyeksi gabungan bentuk penampang melintang tersebut dalam arah memanjang pada beberapa potongan horizontal dikenal dengan water plan. Proyeksi ini sangat berguna untuk mengevaluasi performa kapal terutama yang berhubungan dengan masalah trim.


Gambar Rencana Umum
Rencana umum merupakan interelasi beberapa informasi dari bagian lain dan yang khusus adalah bagaimana kapal itu efektif, efisien dan ekonomis dari semua sudut pandang, sehingga kinerja kapal dapat optimal. Berikut adalah contoh gambar Rencana Umum sebuak kapal barang penumpang perintis.



Spesifikasi Desain Kapal
Setelah beberapa tahap dilalui maka pada tahap ini adalah tahap perincian dan pendetailan keperluan untuk pembuatan kapal rancangan.

Rabu, 29 September 2010

Indonesia Sebagai Negara Maritim

 
Sebagai negara maritim indonesia yang memeliki luas daratan yang lebih luas dari luas daratan dengan 17.500 lebih pulau, seharusnya menjadi negara maritim yang kuat dengan pemanfaatan sumber daya kelautan yang efektif untuk menunjang pembangunan bangsa. Toh sampai hari ini kemiskinan paling dekat dengan masyarakat pesisir yang seharusnya menjadi tolak ukur pembangunan negara maritim.

Transportasi
Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih terisolasi. Sebagai negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia memang amat membutuhkan transportasi laut. Pada bidang ini, transportasi perhubungan laut sebagai urat nadi pembangunan ekonom negara maritim masih diliputi berbagai masalah baik dari segi kenyamanan, keamanan, maupun ketersediaannya.
Penelitian (Disertasi) yang dilakukan oleh (Dr.Ganding Sitepu, Dipl-Ing) menunjukkan karasteristik muatan dengan pelabuhan dan kapal sangat rendah sehingga kinerja transportasi juga rendah.


Penangkapan Ikan
Pada sektor ini nelayan semakin terjepit dengan terus meningginya biaya operasional penangkapan dengan adanya kenaikan harga BBM. Selain itu hasil tangkapan juga dipengaruhi oleh cuaca buruk dimana nelayan takut melaut akibat tidak mampunya kapal-kapal mereka beroperasi pada kondisi gelombang yang tinggi. Disisi lain perampokan ikan masih marak terjadi di perairan Nusantara akibat kurangnya pengawasan terhadap wilayah perairan kita.

Industry Galangan Kapal
Industry galangan kapal hanya menjadi perakit kapal, sedangkan bahan bakunya dan teknologi yang bersangkutan dengan bidang ini masih didatangkan dari luar negeri sehingga tidak mampu mengikuti daya saing harga global.

Pariwisata
Sebagai negara maritim yang memiliki banyak pulau yang eksotik dapat diberdayakan menjadi industri pariwisata yang dapat membangun perekonomian daerah setempat, namun disisi lain  banyak pulau-pulau kita yang telah dikelolah oleh pihak asing. Sehingga penduduk setempat hanya menjadi penonton malah jadi bahan tontonan para pelancong di tengah kondisi perekonomian mereka yang terjepit.